Pages

Senin, 07 November 2011

Mana Wajah Remaja Indonesia yang Dulu Kita Kenal?

 TOPIK: Identitas Nasional
Masa remaja adalah fase transisi dari anak kecil menuju dewasa, dengan kata lain proses pendewasaan. Ketika kita berbicara dengan topik anak muda maka yang terlintas dipikiran kita adalah perilakunya. Karena perilaku remaja saat ini membuat hati serasa disayat-sayat silet, terbukti jika diperhatikan akhir-akhir ini, pastilah semua orang merasakan apa yang saya rasakan. Perilaku mereka saat ini sangatlah kebarat-baratan. Mereka cenderung lebih menyukai hal-hal yang berbau luar daripada hal yang menyangkut tentang Indonesia itu sendiri. Saya sebagai  seorang remaja, tentu banyak-sedikitnya melihat secara langsung perilaku mereka yang kurang pantas dilakukan oleh seorang remaja Indonesia, contohnya merokok, clubbing, pacaran yang tidak wajar, free sex, tidak mempunyai sopan santun lagi, dan sebagainya. Semua itu mereka anggap adalah hal yang wajar-wajar saja untuk dilakukan.
Sebagaimana kita tahu bahwa Jakarta adalah ibukota Negara Indonesia, sehingga Jakarta secara tidak langsung menjadi pusat dari segalanya, termasuk cara bergaul. Namun untuk masalah perlakuan remaja Indonesia akhir-akhir ini, Jakarta tidak bisa disalahkan atas perlakuan anak muda zaman sekarang. Di kota-kota lain juga banyak perlakuan remajanya yang tidak mencerminkan anak Indonesia. Di Aceh contohnya, Ulama Aceh prihatin dengan perubahan perilaku remaja yang menyimpang dari budaya keacehan dan syariat Islam, seperti adanya geng motor dan anak punk (kelompok pemuda berpenampilan nyentrik) yang mulai meresahkan masyarakat. (waspada.co.id, 2011).


(gambar 1: duniasosiologi.wordpress.com)
Sebagaimana kita tahu bahwa geng motor dan komuniatas anak punk bukanlah ciri masyarakat Indonesia. Dilihat dari penampilannya juga bukan termasuk ke dalam identitas nasional Indonesia itu sendiri karena Remaja yang tergabung dalam komunitas mempunyai ciri khas tersendiri (lain daripada yang lain), antara lain menggunakan jaket kulit yang dipenuhi asesoris, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, potongan rambut mohawk ala suku indian yang berasal dari Amerika Utara dan diwarnai-warnai dan memakai sepatu boots. Dilain tempat daerah pedesaan, tepatnya di daerah Cikukun jalan yang menuju kota majenang dari cukangleleus kab. cilacap banyak terdapat warung remang-remang yang terbuat dari bambu. (bloggerbekasi.com, 2010). Kita tahu sama tahu apa fungsi warung remang-remang itu dan sebagaimana yang kita tahu bahwa free sex adalah perbuatan yang dilarang agama dan mereka tidak malu-malu melakukan hal yang tidak layak dilakukan kawula muda seperti mereka yang rata-rata pelajar SMP dan SMA. Faktanya sekarang adalah sebanyak 32% remaja usia 14-18 tahun remaja di kota-kota besar pernah berhubungan seks, dan sekitar 21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi. (informasitips.com, 2010). Dua contoh di atas menggambarkan bahwa daerah lain tidaklah sama baiknya dengan kota Jakarta sebagai icon Indonesia. Mungkin hanya karena Jakarta adalah ibukota Indonesia maka orang-orang banyak melirik Jakarta saja, hal seperti itu tidaklah efektif untuk mengambil kesimpulan tentang Indonesia. Remaja zaman sekarang menganggap bahwa apa yang sebenarnya baik itu adalah kuno untuk dilakukan pada zaman sekarang ini, dan gaya kebarat-baratan adalah hal yang up to date untuk jaman sekarang ini.
Perilaku remaja jaman sekarang ini sangatlah berbeda dengan perilaku orang tua dan anak-anak remaja zaman dahulunya, mereka begitu memegang teguh adat-istiadat keluarga dan tata krama. Tidak hanya sopan pada keluarga saja, jika berpapasan dengan tetangga mereka saling tegur sapa. Mereka sangatlah sopan dan sangat menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia. Sedangkan sekarang? Kita hanya tinggal menjalankan amanat dan melestarikan kebudayaan saja tidak mampu, malah sebaliknya membiarkan orang lain (Negara lain) yang bangga dengan kebudayaan kita. Mereka melihat masyarakat Indonesia ramah dan sopan. Ya, walaupun masih ada tersisa adat sopan santun itu, namun hanya di sebagian kecil dari daerah Indonesia saja yang masih memiliki adat kesopanan itu dan dapat disimpulkan bahwa pada kenyataannya semua sekarang ini hanya tampak luarnya saja dan hanya akan menjadi kisah manis yang perlahan namun pasti akan hilang dimakan zaman. Terbukti dengan kelakuan anak muda zaman sekarang yang akan menjadi bibit bangsa dan menjadi cikal bakal pemimpin dimasa yang akan datang. Bagaimana anak muda zaman sekarang bisa menjadi pemimpin jika kebanyakan dari pelajar ikut serta dalam aksi tawuran. Tidak hanya kaum pria, wanitapun tidak mau kalah untuk unjuk kemampuan dalam aksi anarkis ini. Padahal pada kodratnya wanita tidaklah untuk bersikap seperti itu.
Perlakuan-perlakuan seperti contoh diatas sudah jauh menyimpang dari identitas nasioanal warga Negara Indonesia itu sendiri. Menurut Koenta Wibisono pengertian  Identitas Nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.(Wibisono, 2005). Dengan kata lain Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. (kibaw90.wordpress.com, 2010). Identitas nasional juga mencakup identitas manusia (masyarakat) yang ada di Negara itu sendiri karena merekalah yang membangun image dari Negara yang ditempatinya. Masyarakat Indonesia sekarang ini, khususnya para remaja yang akan meneruskan tahta kekuasaan seharusnya mampu untuk meneruskan identitas yang telah diberikan oleh nenek moyang atau lebih tepatnya orang tua atau orang Indonesia terdahulunya, yang mana mereka telah membuat image Indonesia sebaik mungkin dimata dunia dalam hal tingkah laku, perbuatan dan sikap. Namun sekarang kita para remaja Indonesia tidak mampu, jangankan untuk memperbaiki, untuk mempertahankannya saja tidak mampu.
Pertanyaan yang muncul setelah adanya kejadian seperti ini adalah bagaimana cara untuk memperbaiki dan membangun identitas yang benar-benar melekat dalam diri setiap masayarakat Indonesia pada saat ini sudah sangat jauh menyimpang dari identitas Indonesia yang sesungguhnya. Sebenarnya mengembalikan identitas bangsa ini adalah masalah yang sebenarnya adalah tugas kita bersama, semua tingkat masyarakat, dari tua ke muda, jangan ada saling menyalahkan satu sama lain. Kata-kata tersebut memanglah sangat gampang untuk diucapkan, manis dan bijaksana memang tapi sangat sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita dengan kondisi seperti sekarang ini. Mengembalikan jati diri bangsa adalah tugas dari setiap orang, baik itu individu ataupun kelompok kepentingan, dan yang paling utama adalah pemerintah. Bila semuanya dapat bahu membahu dan saling bekerja sama, maka jati diri bangsa yang diidam-idamkan akan terwujud. Dalam hal globalisasi, ketika kita berpartisipasi dalam globalisasi ideologi di belakangnya tetap ada bagian dan aturan, kemudian mengembalikan identitas nasional akan dapat dicapai tanpa perlu untuk melindungi terhadap pengaruh internasional. Semangat nasionalisme yang pernah didirikan, dan kekuatan untuk mengusir penjajah, kini merupakan dasar untuk membangun dan memulihkan identitas nasional, untuk menjadi bangsa yang maju, kehormatan dan martabat, dan ada yang sama sejajar dengan negara-negara lain di dunia. (mitta.dagdigdug.com, 2009).

REFERENSI
Waspada.co.id. (2011). Perubahan perilaku remaja yang memprihatinkan.  [online]. Available at: http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=171684:perubahan-perilaku-remaja-memprihatinkan&catid=13&Itemid=26 . [accessed at :24 Oktober 2011]
Bloggerbekasi.com. (2010). Perubahan perilaku generasi muda di pedesaan. [online]. Available at: http://bloggerbekasi.com/2010/09/15/perubahan-perilaku-generasi-muda-di-pedesaan.html . [accessed at :24 Oktober 2011]
informasitips.com. (2010). 32 persen remaja Indonesia pernah melakukan hubungan seks. [online]. Available at: http://informasitips.com/32-persen-remaja-indonesia-pernah-berhubungan-seks . [accessed at :24 Oktober 2011]
Koenta Wibisono. (2005). Identitas Nasional [online]. Available At: http://arynatalina.staff.gunadarma.ac.id . [accessed at :25 Oktober 2011]
kibaw90.wordpress.com (2010) IDENTITAS NASIONAL INDONESIA [online]. Available At: http://kibaw90.wordpress.com/2010/03/29/identitas-nasional-indonesia/ . [accessed at :25 Oktober 2011]
mitta.dagdigdug.com (2009). Prinsip-prinsip dasar mengembalikan jati diri bangsa [online]. Available At: http://mitta.dagdigdug.com/ . [accessed at :25 Oktober 2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar